Sunday, October 2, 2016

Tumbuhan Dan Hewan Yang Mengalami Kepunahan




1.      Korma Rawa

Korma rawa (Phoenix paludosa) tumbuh berumpun dengan tinggi batang hingga 5 mtr.. Daunnya berupa sirip yang memiliki panjang sekitaran dua mtr.. Di bagian pangkal daunnya tumbuh duri. Duri-duri ini sesungguhnya adalah anak-anak daun yang beralih memiliki bentuk. Setiap daun memiliki sekitaran 25 anak daun yang tersusun dalam 4-5 grup.
2.      Johanneste ijsmaria altifrons Daun payung

Daun sang adalah satu diantara 4 spesies anggota genus Johannestijsmania yang cuma tumbuh di lokasi Asia Tenggara. Daun Sang adalah anggota famili Arecaceae (Pinang-pinangan atau Palem). Tanaman Daun Sang yang memiliki nama ilmiah Johannestijsmania
16. ugeissona utilis ; Bertan
Bertan yang memiliki nama latin Eugeissona utilis, serta oleh orang-orang setempat dikatakan sebagai Kadjatoa dalam bhs Inggris di kenal sebagai “wild bornean sago palm” yang artinya Sagu Liar Borneo.
3.      Palem Merah

Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda) yang lalu diputuskan jadi flora maskot propinsi Jambi yaitu tanaman hias. Diberi nama Palem Merah karena pelepah pinang ini berwarna merah menyala. Serta karena warna merah pada pelepah daunnya itu Pinang Merah (Cyrtostachys renda) seringkali dimaksud Pinang Lipstik.
4.      Balam Suntai

Balam Suntai (Palaquium walsurifolium), balam suntai yaitu satu diantara type tanaman langka asli indonesia. tanaman langka ini mempunyai kwalitas kayu yang baik. kelas keawetan tanaman langka ini yaitu kelas IV serta kekuatannya kelas II. jadi tidaklah heran bila tanaman langka ini banyak di cari orang
5.      Cendana

Cendana (Santalum album). Cendana atau cendana wangi, adalah tanaman langka penghasil kayu cendana serta minyak cendana. Kayunya dipakai sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma therapy, kombinasi minyak wangi, dan sangkur keris (warangka). Cendana yaitu tumbuhan parasit pada awal kehidupannya.
Kecambahnya membutuhkan pohon inang untuk mensupport pertumbuhannya, lantaran perakarannya sendiri tak mampu mensupport kehidupannya. Lantaran prasyarat berikut cendana sulit dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) saat ini begitu langka serta harga nya begitu mahal.
6.      Damar

Damar, Kopal Keruling (Agathis labillardieri). Tanaman langka ini datang dari papua. Damar yaitu satu diantara type pohon mungkin yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman langka ini tingginya dapat hingga 60 m serta dimeternya 2 m.
7.     Raflesia Arnoldi

Bunga Rafflesia hidup di Tama Nasional Bengkulu, memiliki ukuran dengan diameter bunga yang nyaris hingga 1 mtr.. Bunga ini populer dengan sebutan bunga bangkai lantaran keluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang di keluarkan oleh bunga dipakai untuk menarik lalat yang hinggap serta menolong penyerbukan.
Raflesia Arnoldi adalah tumbuhan parasit yang membutuhkan inang untuk hidupnya. Sekarang ini keadaan habitat Raflesia Arnoldi begitu memprihatinkan hingga jumlahnya alami penurunan mencolok dari th. ke th.. Berkurangnya habitat bunga tersebut di antaranya dikarenakan aktivitas manusia seperti pembukaan lokasi rimba baik untuk aktivitas pertambangan, pertanian, ataupun permukiman.
8.      Enau

Enau (Arenga pinnata). Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) yaitu palma yang terutama sesudah kelapa (nyiur) lantaran adalah tanaman serba manfaat. Palma yang besar serta tinggi, bisa hingga 25 m. Berdiameter sampai 65 cm, batang pokoknya kukuh serta di bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang di kenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk.
Ijuk sesungguhnya yaitu sisi dari pelepah daun yang menyelubungi batang. Pohon enau membuahkan beberapa hal, yang membuatnya popular sebagai tanaman yang serbaguna, terlebih sebagai penghasil gula.
9.      Mimba

Mimba (Azadirachta indica). Tanaman langka ini memiliki nama lain Mimbo atau Mimba. Tanaman langka ini adalah pohon yang tinggi (Arbor) batangnya bisa hingga 20 m bahkan juga lebih. Kulit batangnya tidak tipis, batang agak kasar, daun menyirip genap, serta berupa lonjong dengan pinggir bergerigi serta runcing, sedang buahnya adalah buah batu dengan panjang 1 cm.
Buah mimba dihasilkan dalam satu hingga 2 x satu tahun, berupa oval, apabila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat serta didalamnya menempel kulit buah berwarna putih. Tanaman ini dapat dipakai sebagai pestisida nabati.
Lantaran daun mimba mengandung senyawa-senyawa yang bisa mengatur hama tanaman, salah satunya yaitu sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, teratur, azadirachtin, serta nimbine.

 
10.  Tembesu

Tembesu (Fagraea fragrans) termasuk juga dalam famili Loganiaceae. Daerah penyebarannya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, serta Irian Jaya. Tempat tumbuh pada tanah datar serta sarang atau tempat yg tidak becek, tanah liat berpasir, dengan tipe curah hujan A hingga B pada ketinggian 0–500 dpl.
Tinggi pohon tembesu hingga 40 m, dengan panjang batang bebas cabang hingga 25 m, diameter 80 cm atau lebih, dengan batang tegak serta tak berbanir. Kulit luar berwarna coklat hingga hitam, beralur dangkal serta sedikit terkelupas. Kayunya keras berwarna kuning emas tua atau coklat jingga, serta termasuk juga kedalam kelas awet satu.

1.     Tikus Pohon Verhoeven (Papagomys theodorverhoeveni)
Masih berkutat pada keluarga tikus dan tetap di Pulau Flores, ada satu lagi jenis tikus yang berukuran besar dibandingkan tikus pada umumnya, bernama tikus pohon Verhoeven atau dengan nama lain Verhoeven’s Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni).

Tikus Pohon
Walaupun banyak pakar lain yang menyatakan bahwa binatang endemic Pulau Flores tersebut sudah punah sekitar 1500 SM lalu, akan tetapi IUNC baru menyatakan secara resmi bahwa tikus pohon Varhoeven ini punah pada tahun 1996 lalu.
2.     Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus)
Dalam Bahasa Inggris, binatang berjenis unggas satu ini dikenal dengan nama double-banded Argus atau Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus). Walaupun hanya sedikit saja bukti akan keberadaannya, akan tetapi dipercaya bahwa binatang satu ini merupakan hewan asli Indonesia yang berhabitat di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera.

Kuau Bergaris Ganda
Bukti akan keberadaannya yang hingga kini tetap dijadikan acuan bahwa hewan ini pernah ada di muka bumi adalah beberapa bulu yang akhirnya dikirimkan ke London, Inggris. Setelah diteliti, IUCN memasukkan Kuau Bergaris Ganda dalam daftar hewan yang sudah punah.
Selain ke-6 satwa di atas, masih ada beberapa hewan asli Indonesia lainnya yang sudah mendekati kepunahan karena kehilangan habitat juga karena perburuan, seperti halnya badak, burung Maleo, Mentok Rimba, pesut Mahakam sampai dengan Bekantan.
Jika tidak ada pelestarian dan kesadaran dari semua pihak, maka menjadi satu hal yang tidak mungkin bahwa beberapa tahun lagi, generasi penerus bangsa ini hanya akan dapat melihat hewan-hewan tersebut melalui buku atau media lainnya saja, bukan secara langsung karena binatang yang bersangkutan sudah punah
3.     Harimau Bali (Panthera tigris balica)
Selain harimau Jawa, terdapat pula harimau yang menjadi penghuni asli Pulau Bali, yaitu harimau Bali atau dalam bahasa latin bernama Panthera tigris balica. Jenis harimau satu ini masih merupakan satu rumpun dengan harimau Jawa dan harimau Sumatera yang kini juga semakin berkurang drastic populasinya.

Harimau Bali
Seperti halnya harimau Jawa, keberadaan atau populasi dari harimau Bali semakin berkurang karena hialngnya tempat tinggal mereka serta perburuan liar secara besar-besaran yang dilakukan secara bertahun-tahun oleh masyarakat sekitar atau pemburu kulit harimau.
Harimau Bali terakhir ditembak mati pada tahun 1925 dan secara resmi hewan satu ini dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937.
4.     Harimau Tasmania 



Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) adalah marsupial karnivora masa modern terbesar yang pernah diketahui. Binatang ini berasal dari Pulau Papua dan dinyatakan punah pada abad ke-20. Binatang ini disebut harimau tasmania karena punggungnya yang bercorak belang, namun ada juga yang menyebutnya serigala Tasmania, dan dari mulut ke mulut disebut harimau tassie (atau tazzy) atau cukup harimau saja. Binatang ini adalah spesies terakhir dari genusnya, Thylacinus. Sebagaian besar spesiesnya ditemukan dalam bentuk fosil yang berasal dari awal zaman Miosen.



5.     Tikus Hidung Panjang Flores


Tikus Hidung Panjang (Paulamys naso) adalah spesies Hewan pengerat endemik Pulau Flores, Indonesia. Pertama kali spesies ini diketahui dari fragmen subfosil pada tahun 1981 dan spesimen hidup dilaporkan ditemukan hidup wilayah hutan Montane di bagian barat Flores pada tahun 1991. Hewan ini diketahui hidup di ketinggian 1.000 hingga 2.000 meter pada Gunung Ranakah, tapi diyakini hewan ini dalam keadaan bahaya disebabkan kehilangan habitat. Tikus Hidung panjang hanya satu-satunya dari genus Paulamys

Hewan ini dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 1996. Spesies ini ditemukan dalam penggalian di Liang Toge, sebuah gua di dekat Warukia di Flores Barat. Penggalian dilakukan oleh H.R. van Heekeren pada tahun 1954
6.     Gajah Sumatera



Hewan besar, yang terkenal dengan telinga lebar dan belalainya ini menjadi salah satu satwa langka dan perlu di lindungi. Sesuai dengan namanya, habitat asli dari gajah ini tentu saja berada di Sumatra, Indonesia. Sayangnya spesies gajah ini terus menurun dari tahun ke tahun. Bahkan dalam kurun waktu 25 tahun terakhir ini, penurunan sampai berkisar 80% yang di sebabkan karena deforestasi. Gajah Asia yang terkenal memiliki tubuh paling kecil ini hampir kehilangan habitatnya. Keberadaaannya saat ini hanya tersisa sekitar 2.400 ekor sampai dengan 2.800 ekor saja yanng masih bertahan di alam liar. Namun pada hasil akhirnya adalah sebanyak 65% dari populasina tadi akhirnya mati. Ini terjadi karena semuanya sudah di buru oleh manusia. Susanya tinggal 35% juga ikut menyusul karena kondisi keracunan. Mereka juga sudah kehilangan tempat tinggal. Sebab habitat dahulunya yang menjadi rumah mereka, sekarang sudah di alih fungsikan sebagai lahan perkebunan.
Karakteristik Elephas maximus sumatranus jantan ini memiliki gading yang relatif lebih kecil dari sebangsanya yang lain. Tapi entah mengapa, pemburu tetap tergila gila untuk memburunya demi perdagangan gelap. Inilah yang menyebabkan rasio pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan antara gajah jantan dan betina mengalami ketidak seimbangan. Hal inilah yang menyebabkan mereka susah untuk bertahan di dunia.
7.     Badak bercula satu

Siapa yang tidak kenal dengan jenis hewan ini? Tentu saja kita tahu, salah satu jenis hewan yang paling terancam punah. Namanya paling sering di elu elukan oleh guru saat belajar ilmu alam di sekolah dasar. Hewan ini hanya bisa bertahan di daerah yang memiliki iklim hutan tropis. Rhinoceros sondaicus merupakan salah satu satwa yang masih hidup saat masa kolonial. Pemburu paling gemar mengambil cula. Selain bentuknya artistik, cula ini memiliki harga jual yang tinggi.
Keberadaan badak bercula satu ini menyisakan sekitar 58 ekor individu yang saat ini berada di taman nasional Ujung Kulon, Jawa. Menjadi salah satu hewan yang amat di lindungi oleh pemerintah nasional pusat. Spesies ini sangat rentan pada kondisi kepunahan. Tubuhnya yang tidak bisa bertahan lama karena adanya bencana alam yang paling rawan terjadi di Indonesia. Juga karena penyakit menular, dan keragaman genetik yang sangat minim. Bahkan menurut Badan Konservasi Dunia IUCN, menyebutkan bahwa binatang ini masuk ke dalam daftar merah. Artinya sanat terancam punah atau critically endangered. Salah satu spesies terdekat dari badak jawa yang ada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam mengabarkan bahwa badak mereka sudah terbunuh oleh pemburu pada tahun 2010. Untuk itu, hanya yang ada di Ujung Kulonlah habitat terakhir badak ini.
8.     Penyu belimbing

Merupakan salah satu jenis spesies yang ada di Papua Barat. Penyu belimbing ini memiliki bentuk tubuh yang sangat besar, bahkan menjadi penyu terbesar di seluruh dunia. Hewan ini memang paling hobi melakukan migrasi kemana mana. Sayangnya populasi Dermochelys coriacea beberapa tahun ini sudah mulai menurun. Hal ini di sebabkan karena perburuan yang semakin banyak. Atau karena terkena jaring nelayan secara tanpa sengaja, serta kotornya tempat habitat yang menyebabkan penyu belimbing memakan sampah plastik.
Selain itu, habitat hidup penyu ini sudah beberapa rusak karena adanya pembangunan di kawasan pesisir. Hal ini menyebabkan penyu kehilangan tempat untuk bertelur. Saat ini beberapa peneliti sudah mengupayakan untuk mempertahankan keberadaan penyu yang semakin sedikit ini. Bahkan peneliti Indonesia yang bekerja sama dengan peneliti dari University of Alabama memasang alat pemantau satelit.
9.     Badak hitam

Merupakan salah satu jenis hewan yang paling banyak di buru oleh pemburu. Ini di sebabkan karena karakteristik dari badak yang menawan. Culanya yang menjulang dua, kuat, dan indah. bahkan jika anda menjualnya di pasar gelap, harga dari satu culanya saja akan menghasilkan uang yang cukup banyak. Selain itu, badak ini juga memiliki rasa yang enak jika di konsumsi. Makanya mereka yang mengambil cula, sekalian untuk menyantap daging dari badaknya. Satwa badak hitam masuk dalam salah satu satwa tertua dari golongan mamalia yang ada di dunia. Bahkan di kawasan Afrika sana, adanya badak bercula ini menjadi salah satu atraksi yang paling di nikmati dan di tunggu tunggu oleh para penduduk lokal maupun wisatawan.
Sayangnya, berbagai upaya untuk di lakukan pengembang biakan dan perlindungan mengalami berbagai hambatan dan rintangan. Karena masih tingginya tingkat kemiskinan dan rendahnya ekonomi, menjadikan orang orang lebih perduli pada dirinya. Mereka lebih memilih untuk melengkapi kebutuhan pribadinya, seperti makan enak dari hasil penjualan cula badak yang akan memberikan harga tinggi, dari pada harus menangkarnya. Apalagi keadaan pasar gelap saat ini juga sangat tinggi permintaan untuk cula badak hitam. Jumlah populasi badak hitam saat ini hanya mencapai 4.848 individu saja.
10.                        Lumba lumba tidak bersirip yangtze

Sungguh cantik dan menarik bentuk dari lumba lumba ini. Sekali anda melihatnya, pastilah jatuh hati. Hewan yang terkenal dengan nama panda air raksasa merupakan salah satu jenis mamalia air yang sedang berjalan ke arah kepunahan. Neophocaena phocaenoides juga merupakan salah satu makhluk yang terkenal cerdas. Habitat aslinya berada di bantaran Sungai Yangtze, Chinna, yang juga merupakan sungai paling panjang di daerah Asia.
Satwa ini mengalami kepunahan karena adanya penangkapan yang di lakukan secara besar besaran dan berlebihan. Selain itu juga karena pasokan makanan yang kian hari kian menurun. Serta polusi air laut dan sungai yang menyebabkan satwa ini kehilangan tempat tinggalnya. Manusia banyak membuang sampah dan limbah kotoran di sungai. Juga mereka yang banyak membangun bendungan dan pabrik pabrik yang menyebabkan spesies ini semakin sulit untuk bertahan hidup. Saat ini, kondisi dari satwa air sungai ini terus menurun. Bahkan keberadaanya hanya sekita 1.800 ekor sampai 1.000 ekor saja di alam liar. Saudara dekat dari lumba lumba ini, lumba lumba baiji sudah di nyatakan punah.


No comments:

Post a Comment